Kisah Inspiratif Pengusaha Sukses Indonesia

Kisah Inspiratif Pengusaha Sukses Indonesia


Belakangan ini banyak orang mulai lebih melirik dunia usaha ketimbang menjadi karyawan suatu perusahaan. Kesuksesan finansial yang bisa diperoleh dari membangun usaha sendiri mendorong orang untuk memilih memulai usaha mereka sendiri. Banyak kisah sukses para pengusaha yang mulai dari nol dan harus melewati jalan panjang dan berliku sebelum akhirnya meraih kesuksesan yang bisa menjadi inspirasi bagi Anda yang ingin menjajal dunia wirausaha. Di sini Anda bisa menyimak kisah sukses 8 orang pengusaha dari tanah air yang berskala menengah hingga besar, tua maupun muda, yang rata-rata memulai dari bawah dan serba sulit sebelum mencapai kesuksesan yang sekarang.


1. Bob Sadino

Bob Sadino via kopipait.web.id

Profil dan Biodata Bob Sadino
Nama : Bob Sadino
Lahir : Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933
Wafat : Jakarta, 19 Januari 2015
Agama : Islam

Pendidikan :

  • -SD, Yogyakarta (1947)
  • -SMP, Jakarta (1950)
  • -SMA, Jakarta (1953)
Karir :
  • Karyawan Unilever (1954-1955)
  • Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)
  • Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
  • Dirut PT Boga Catur Rata
  • PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
  • PT Kem Farms (kebun sayur)
Alamat Rumah:
Jalan Al Ibadah II/12, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 793981

Terlahir di Lampung, 9 Maret 1939, mendiang pengusaha dengan nama lengkap Bambang Mustari Sadino ini termasuk salah satu pengusaha sukses yang sempat mengalami jatuh-bangun sebelum akhirnya menorehkan kesuksesan besar. Setelah sekitar sembilan tahun menjadi pegawai, Bob memutuskan untuk berhenti dan banting setir menjadi pengusaha. Usaha pertama yang dirintisnya adalah bisnis penyewaan mobil, dengan hanya bermodalkan satu mobil Mercedes dan ia supiri sendiri.
Namun karena musibah kecelakaan yang menimpanya saat mengemudikan mobil yang disewakannya itu, bisnis itupun berhenti di tengah jalan. Tidak putus semangat, ia kemudian beralih profesi sebagai buruh bangunan yang dibayar dengan upah harian. Saat menjadi kuli tersebut, ia melihat adanya peluang bisnis yang lain, bisnis ternak ayam dan telur ayam negeri. Dengan modal pinjaman tetangganya, akhirnya Bob mulai menjalankan bisnis tersebut. Awalnya, Bob menawarkan sendiri dagangannya dari rumah ke rumah di wilayah sekitar tempat tinggalnya, terutama kepada para ekspatriat, di bilangan Kemang, Jakarta Selatan.  Bisnis telurnya tersebut akhirnya berbuah manis dan ia mengembangkan sayap dengan menjual daging dan sayuran hidoponik. Berkat keuletannya, bisnis tersebut sukses dan ia pun mendirikan Kem-Chicks, supermarket ternama yang menjual berbagai macam produk peternakan dan pertanian. Meski sudah sukses, ia tetap tampil sederhana dan kerap kali melayani sendiri para pelanggannya seperti keluarganya sendiri.
Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah.

Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.

Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.
Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.
Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.

Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.

Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional. Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.

Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

Seorang Anak Guru
Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.

Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.

Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ”Hati saya ikut hancur,” kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan.

Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ”Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.”

Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik.

Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ”warung” shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.

”Saya hidup dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. ”Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,” kata Bob.

Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam. Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.

Meninggal Dunia
Setelah sempat dirawat selama dua bulan, pengusaha nyentrik Bob Sadino akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta pada hari Senin, tanggal 19 januari 2015 setelah berjuang dengan penyakitnya yaitu infeksi saluran pernafasan kronis.

Bob Sadino dikatakan sudah tak sadar dalam 2-3 minggu. Penyakitnya terkait dengan usianya yang sudah lanjut serta kondisinya yang makin menurun setelah istrinya meninggal dunia pada Juli 2014.

2. Susi Pudjiastuti

Susi Pudjiastuti via wordpress.com

Nama wanita satu ini ramai dibicarakan oleh publik di Indonesia ketika ia di daulat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan dalam kabinet kerja 2014-2019 oleh Presiden Joko Widodo. Selain terlihat nyentrik dan kontroversial, ia juga punya banyak pengalaman dalam bidang maritim serta berasal dari kalangan Professional sehingga presiden memilihnya. Susi Pudjiastuti begitulah ia dipanggil. Artikel kali ini akan membahas mengenai Profil dan Biografi dari Susi Pudjiastuti.  Telahir pada tanggal 15 Januari 1965 di Pangadaran dengan nama lengkap Susi Pudjiastuti. Ia memiliki Ayah bernama Haji Ahmad Karlan serta ibu yang bernama Hajjah Suwuh Lasminah yang berasal dari Jawa Tengah. Keluarga dari Susi Pudjiastuti merupakan adalah saudagar sapi dan kerbau, yang membawa ratusan ternak dari Jawa Tengah untuk diperdagangkan di Jawa Barat. Kakek buyutnya Haji Ireng dikenal sebagai tuan tanah.

Berhenti Sekolah dan Menjadi Pengusaha
Hal yang menarik dari Susi Pudjiastuti adalah ia hanya memiliki ijazah SMP. Setamat SMP ia sempat melanjutkan pendidikan ke SMA. Namun, di kelas II SMAN Yogyakarta dia berhenti sekolah karena keputusannya untuk terjun kedua bisnis. Seputus sekolah, Susi menjual perhiasannya dan mengumpulkan modal Rp.750.000 untuk menjadi pengepul ikan di Pangandaran pada tahun 1983. Bisnisnya berkembang hingga pada tahun 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster yang diberi merek "Susi Brand."Bisnis pengolahan ikan ini pun meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika. Karena hal ini, susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut produk hasil lautnya dalam keadaan masih segar.

Mendirikan Maskapai SUSI AIR 
Pada 2004, Susi memutuskan membeli sebuah Cessna Caravan seharga Rp 20 miliar menggunakan pinjaman bank. Melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation yang ia dirikan kemudian, satu-satunya pesawat yang ia miliki itu ia gunakan untuk mengangkut lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di berbagai pantai di Indonesia ke pasar Jakarta dan Jepang. Call sign yang digunakan Cessna itu adalah Susi Air. Dua hari setelah gempa tektonik dan tsunami Aceh melanda Aceh dan pantai barat Sumatera pada 26 Desember 2004, Cessna Susi adalah pesawat pertama yang berhasil mencapai lokasi bencana untuk mendistribusikan bantuan kepada para korban yang berada di daerah terisolasi.

Peristiwa itu mengubah arah bisnis Susi. Di saat bisnis perikanan mulai merosot, Susi menyewakan pesawatnya itu yang semula digunakan untuk mengangkut hasil laut untuk misi kemanusiaan. Selama tiga tahun berjalan, maka perusahaan penerbangan ini semakin berkembang hingga memiliki 14 pesawat, ada 4 di Papua, 4 pesawat di Balikpapan, Jawa dan Sumatera. Perusahaannya memiliki 32 pesawat Cessna Grand Caravan, 9 pesawat Pilatus Porter, 1 pesawat Diamond star dan 1 buah pesawat Diamond Twin star. Sekarang Susi Air memiliki 49 dan mengoperasikan 50 pesawat terbang beragam jenis.

Perempuan kelahiran 1965 yang sekarang menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI di bawah Presiden Jokowi ini adalah seorang pengusaha yang terkenal tegas. Ia merintis bisnisnya di bidang perikanan dan kemudian maskapai penerbangan dari nol. Setelah memilih untuk berhenti sekolah sebelum lulus SMA, ia memulai usahanya sebagai pedagang pakaian dan bed cover. Setelah melihat potensi wilayah tempat tinggalnya, Pangandaran, sebagai penghasil ikan, Susi lantas memanfaatkannya sebagai peluang bisnis dan beralih ke usaha perikanan. Dengan modal hanya Rp750 ribu hasil dari menjual perhiasannya, ia mulai membeli ikan dari tempat pelelangan dan memasarkannya ke sejumlah restoran. Setelah sempat tersendat, bisnis Susi akhirnya berhasil menguasai bursa pelelangan ikan di Pangandaran dan bahkan kemudian merambah ke ekspor ikan dan lobster.
Bisnis maskapai penerbangannya juga berawal dari bisnis perikanan tersebut. Untuk mengatasi masalah pengiriman ikan yang lambat apabila lewat darat atau laut, Susi membeli sebuah pesawat dari pinjaman bank untuk pengangkutan produk lautnya, yang kemudian berkembang menjadi armada maskapai penerbangan Susi Air yang melayani rute pedalaman dan carter.
Kehidupan Pribadi Susi Pudjiastuti
Dalam
kehidupan pribadinya, Susi Pudjiastuti sempat dua kali bercerai dan kemudian menikah dengan Christian von Strombeck. Dari pernikahan-pernikahannya, ia memiliki tiga orang anak, Panji Hilmansyah, Nadine Kaiser (dari pernikahannya dengan Daniel Kaiser), dan Alvy Xavier. Susi Pudjiastuti ditunjuk sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla, yang ditetapkan secara resmi pada 26 Oktober 2014. Sebelum dilantik, Susi melepas semua posisinya di perusahaan penerbangan Susi Air dan beberapa posisi lainnya, termasuk Presiden Direktur PT. ASI Pudjiastuti yang bergerak di bidang perikanan serta PT ASI Pudjiastuti Aviation yang bergerak di bidang penerbangan untuk menghindari konflik kepentingan antara dirinya sebagai menteri dan sebagai pemimpin bisnis.

Selain itu, alasan lain Susi melepas semua jabatannya adalah agar dapat bekerja maksimal menjalankan pemerintahan, khususnya di bidang kelautan dan perikanan. Saat pelantikan, Susi menuai kontroversi karena kedapatan menghisap sebatang rokok dan memiliki tato di kakinya bergambar Burung Phoenix  yang dalam mitologi kuno diartikan sebagai burung api abadi. Dibalik kontroversialnya,  Menteri Susi Pudjiastuti merupakan sosok yang tegas seperti keputusan tegasnya dalam memberantas pencurian ikan yang sering terjadi di wilayah perairan nusantara serta usahanya dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan selain itu ia juga sangat mahir dalam berbahasa inggris., sesuatu yang tidak lazim dimiliki oleh menteri Indonesia. Atas tindakannya ini, Susi mendapatkan baik pujian dan kritikan di media sosial.

Susi menerima banyak penghargaan antara lain :
  • Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004
  • Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005
  • Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia. Tahun 2006
  • Metro TV Award for Economics-2006,
  • Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia
  • Berprestasi Award dari PT Exelcomindo
  • Sofyan Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2009
  • Ganesha Widyajasa Aditama Award dari ITB, 2011
  • Award for Innovative Achievements, Extraordinary Leadership and Significant Contributions to the Economy, APEC, 2011
  • Tokoh Wanita Inspiratif Penggerak Pembangunan, dari Gubernur Jawa Barat, 2008
Pada tahun 2008 sebelumnya, ia mengembangkan bisnis aviasinya dengan membuka sekolah pilot Susi Flying School melalui PT ASI Pudjiastuti Flying School. Biografi Tokoh Dunia

Kata kata bijak dari Susi Pudjiastuti :
 "Bagi saya Ibu adalah segala-galanya, jalan rezeki dibuka dengan bakti kita pada orangtua, hal yang membuat hati seorang ibu bahagia bukanlah harta, melainkan akhlak seorang anak yang mulia."
 "Bekerja keras adalah bagian dari fisik, bekerja cerdas merupakan bagian dari otak, sedangkan bekerja ikhlas ialah bagian dari hati."
 "Orang yang meraih kesuksesan tidak selalu orang yang pintar, tapi orang yang selalu meraih kesuksesan adalah orang yang gigih dan pantang menyerah. Bagaimana caranya mewujudkan Impian agar sukses, Kunci Suksesnya adalah Komitmen dengan apa yang kita jalani."
 "Cita - cita yang tinggi memang bukan kunci kesuksesan, tapi rahasia dari orang sukses adalah memiliki cita - cita yang tinggi."

3. Reza Nurhilman

Reza Nurhilman via blogspot.com

Bagi yang belum mengenal nama ini, mungkin Anda lebih mengenal “kripik setan” Maicih. Ya, Reza Nurhilman adalah nama pemuda yang berada di belakang produk keripik singkong ekstra pedas yang populer itu. Reza memulai bisnis keripik singkong ini pada pertengahan 2010 seorang diri saat berusia 23 tahun dengan modal awal 15 juta rupiah. Untuk bisnisnya ini, ia menggandeng satu produsen keripik lokal di Bandung.
Reza mengawali bisnisnya ini dengan melakukan pemasaran sederhana, yakni melalui platform media sosial, Twitter, sebelum mengembangkan sayap dengan menerapkan sistem keagenan yang menggunakan istilah Jenderal agar produknya bisa menggapai konsumen yang lebih luas. Para Jenderal ini memasarkan produknya dengan cara berkeliling atau nomaden.
Pemuda kelahiran Bandung 28 tahun yang lalu ini mengaku kunci kesuksesannya terletak pada cara berpikirnya yang out of the box, yaitu dengan tidak membuka toko seperti kebanyakan penjual sehingga membuat produknya eksklusif.  Melalui Twitter, para jenderal memberitahu informasi lokasi penjualan setiap harinya. Cara pemasaran yang cukup unik ini terbukti berhasil mengangkat nama Maicih di dunia maya. Baru setengah tahun saja, omzet Maicih bisa mencapai Rp7 miliar per bulan. Angka yang fantastis, bukan?
Reza menghabiskan masa pendidikan SMP hingga SMA di Bandung Jawa Barat. Dia pun hidup ditengah pergaulan anak muda yang mencintai musik - musik Rock seperti Gun n Roses. Dan dia adalah salah satu fans berat dari band terkenal itu, hingga begitu nge fans nya dengan sang vokalis Axel Rose.

Di masa remaja nya dia berusaha mencoba mencari visi dan misi dalam hidupnya, dengan mulai mencari nafkah sendiri, berusaha sendiri, lulus dari SMA di tahun 2005 Reza mencoba berjualan barang elektronik, jualan pupuk, 4 tahun Reza menganggur dan kerjanya berjualan dan berjualan produk - produk orang lain.

Hingga akhirnya dia menemukan bisnis yang tepat baginya yakni berjualan keripik singkong dengan bumbu khas nya yang pedas. Jadi dengan kehadiran bisnis keripik ini Reza pun tidak sempat melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah di perguruan tinggi, karena sudah begitu sibuk mengurus bisnis keripiknya yang setiap hari semakin berkembang.

"Saya itu lulus SMU di tahun 2005, empat tahun saya menganggur, dalam artian tidak kuliah. Saya baru kuliah itu 2009. Dalam empat tahun menganggur, saya jual beli barang seperti elektronik, pupuk. Semua saya jual. Akhirnya saya punya produk yang tepat dan kendaraan yang tepat," jelasanya, bisnis keripik menjadi jalan hidupnya kini.

Reza menjelaskan bisnis keripik nya lah kendaraan bisnisnya yang paling cocok yakni si keripik pedas Maicih.

Reza Menyebutnya Keripik Maicih

Berbagai pengalaman berjualan yang telah ditekuninya, Reza akhirnya mencoba berbisnis keripik pedas singkong, tepatnya di tahun 2010. Keripik maicih sebenarnya awalnya adalah makanan kampung, yang biasa dijumpai di kampung - kampung. Jadi sebenarnya tidak ada yang begitu special dengan keripik singkong ini, karena makanan kampung.

Namun dengan resep kreasi nya Keripik pedasnya ini pun berubah menjadi makanan yang go Nasional, artinya dikenal di Indonesia dimana - mana. Reza melakukan promosi yang berkelas, dia melakukan eksperimen - eksperimen di bidang bisnis keripiknya tersebut.

Mulai dari membuat tingkat atau level pedas nya hingga membuat logo dan nama yang tepat pada keripik tersebut. Reza pun menamai keripiknya ini menjadi Keripik Maicih, dengan logo yang bergambar seorang ibu - ibu alias mak mak yang disebut sebagai Mak Icih. yang sebenarnya nama tersebut tidak ada orang aslinya, itu hanyalah sebutan saja agar produknya ini terkesan kampung dan orisinal. hingga kini sudah menjadi usaha yang memiliki badan usaha yakni PT. Maicih Inti Sinergi

Reza tidak hanya duduk diam, namun di memberikan pelatihan - pelatihan usaha, berusaha menginspirasi anak - anak muda untuk maju dandan berkembang di dunia bisnis, agar mereka mau melakukan berbagai kegiatan bisnis untuk mengubah hidup.
Berbagai penghargaan telah didapat Reza dari berbagai institusi atas pencapaian. Pemuda 26 tahun ini, hingga sekarang, sibuk memberikan pelatihan-pelatihan untuk menginspirasi anak-anak muda dan mencetak jutawan-jutawan baru.
Ia bahkan mendirikan AXlent Academy tujuannya untuk membantu pengusaha muda. Di bisnis lain, ia juga mengeluarkan Icihers Magazine, dan terakhir buku yang disebut Revolusi Pedas yang diterbitkan oleh Blitz Megaplex Grand Indonesia, Jakarta pada tanggal 29 Juni 2012.

Hingga sekarang Reza Nurhaliman terus berkarya untuk kebaikan sesama melalui sinergi bisnis yang dibangun nya.

Sejarah Singkat Maicih


Awanya Reza bertemu sosok emak-emak (Nenek-nenek) yang memang mempunyai resep keripik lada atau keripik setan yang rasanya pedas tapi enak. Sosok emak-emak tersebut bukan bernama Maicih. Namu dia sendiri  yang berimajinasi mencoba menciptakan nama tersebut agar lebih nyeleneh dan mudah diingat orang. Sosok emak-emak ini identik dengan ke-icihan karena selalu pakai ciput.

Nama aslinya bukanlah Mak Icih, sehingga biar nyeleneh saja jadi diberi nama Maicih. Menurut Reza, Emak tersebut tidak menjual keripik setannya secara komersil. Dari situ ia mulai bekerja sama dengan pengusaha lokal untuk memproduksi keripiknya. Pada pertengahan 2010, ia hanya bermodal 15 juta dan produksi 50 bungkus per hari. Varian awalnya hanya keripik dan gurilem yang diproduksi dari level 1 sampai dengan level 5 dan dipasarkan secara bekeliling.

Reza tidak kehabisan akal dalam mempromosikan usahanya dengan memanfaatkan akun sosial media secara word of mouth dengan hashtag #maicih Reza menjual keripik pedas tersebut.

Awal tahun 2011, bisnisnya diresmikan secara resmi bernama CV. 29 Synergi. Perusahaan ini kemudian meraih kesuksesan dan mulai dikenal masyarakat dengan merek dagang ‘Maicih’ pada Februari 2011 dan diliput oleh salah satu acara di Trans TV di program Realita Bingkai Berita.

Reza Nurhilman bersama tim telah menggunakan akun Twitter official perusahaan @infomaicih sebagai salah satu senjata utama bagi pemasaran mereka.

Kemudian maicih pun berkembang terus menerus setiap harinya, Reza dengan tekun mengembangkan usahanya ini, ditemani oleh tim nya yang senantiasa bersinergi dan bekerja sama, Reza berhasil membuat maicih berdiri sendiri.

PT. Maicih Inti Sinergi memisahkan diri dari produsen awal dan memiliki pabrik sendiri setelah permintaan semakin meningkat yang resmi didirikan pada tahun 2011 dengan Reza Nurhilman sebagai Komisaris.

Untuk menghindari pemalsuan produk, Logo ‘Maicih’ telah dipatenkan hak ciptanya secara legal, yang dimiliki langsung oleh Reza dan diakui secara hukum.

Produk Maicih dari PT. Maicih Inti Sinergi adalah : Keripik pedas level 3, keripik pedas level 5, keripik pedas level 10, baso goreng (basreng), gurilem, seblak pedas original, dan seblak keju pedas.

Jika ingin berjualan keripik maicih ini maka Produk Maicih dari PT. Maicih Inti Sinergi yang resmi hanya bisa didapatkan di Jendral dan Tim Jendral yang tercantum di twitter @infomaicih.

5. Gibran Rakabuming


Gibran Rakabuming via wordpress.com

Tempat/Tanggal Lahir : Solo, 1 Oktober 1987
Nama Ayah : Joko Widodo
Nama Ibu : Iriana
Nama Lengkap : Gibran Rakabuming Raka
Pekerjaan : Pemilik usaha katering Chilli Pari Catering Services
Tempat tinggal : Solo

Riwayat Pendidikan :

Gibran mengenyam pendidikan di luar Negeri setelah menyelesaikan sekolah dasar di Indonesia, Bpk. Jokowi menyekolahkannya di Orchid Park Secondary School tahun 2002, Kemudian melanjutkan lagi pendidikan di Management Development Institute of Singapore (MDIS). Setelah dari singapura Gibran belum berhenti mengenyam pendidikan sampai disana, dia kemudian melanjutkan pendidikannya di Australia, tepatnya di kampus University of Technologi Insearch, Sydney Australia hingga akhirnya lulus tahun 2010.



Saat ini nama Gibran Rakabuming mungkin sudah dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia, di luar fakta bahwa ayahnya, Joko Widodo, adalah seorang presiden negara republik Indonesia. Gibran adalah pemilik sebuah bisnis di bidang catering dan wedding organizer dengan nama Chili Pari.
Sebelum menjabat menjadi Walikota Solo, kemudian Gubernur DKI jakarta, dan akhirnya Presiden RI, ayahnya, Joko Widodo merupakan pengusaha mebel. Namun, Gibran memilih untuk merintis usaha sendiri tanpa campur tangan ayahnya. Ia memulai usahanya dengan mengajukan pinjaman ke bank untuk modal. Meski sempat ditolak beberapa kali, akhirnya ia mendapatkan persetujuan dari salah satu bank dan dengan modal pinjaman tersebut ia pun memulai Chili Pari dengan melayani pesanan partai kecil. Berkat kemampuan dan keuletannya sendiri, sekarang Chili Pari sudah banyak menangani order besar dengan jumlah tamu hingga ribuan orang dan usaha Gibran pun semakin berkemb
Pengusaha muda asal Solo dia adalah Gibran Rakabuming, seorang pemuda dengan kemampuan Enterpreneur yang mumpuni. Memiliki jiwa ulet dan tegas dalam setiap langkah dan tindakannya, seorang yang memiliki jiwa yang kokoh dan tidak mau dihalangin oleh penghambat apapun ketika menjalankan Visi dan Misi nya sebagai pengusaha Catering yang sukses.

Gibran Rakabuming adalah seorang pemuda kelahiran 1987, dia adalah anak sulung dari Bapak presiden Joko Widodo. Menjadi sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia ketika melangsungkan pernikahannya di Solo. Ketika itu presiden dan para tamu undangan nya berkunjung ke Solo untuk menghadiri pernikahan anak nya Gibran Rakabuming.

Gibran sendiri menyadari bahwa dia adalah sosok pemuda yang harus mandiri dan tidak boleh meminta - minta atau mengandalkan orang lain, selama dirinya masih bisa maka diapun mengusahakannya sendiri.
Gibran menikah dengan seorang putri dari Solo, dalam acara pernikahan tersebut Gibran tidak menggunakan jasa Catering dari pihak luar, namun dia menggunakan jasa Catering nya sendiri yakni Chili Pari yang memiliki arti Keberanian dan Kemakmuran.

Chili Pari menyediakan sejumlah layanan Makanan, aneka kebutuhn untuk pesta - pesta seperti pernikahan, rias. Tidak itu saja Raka juga berkreasi dan bereksperimen mencoba membuat berbagai jenis makanan Eropa, dan Asia. Sehingga hal ini menjadikan Chili Pari menjadi berkelas dan berkualitas.

sumber: 
https://www.cermati.com/artikel/8-kisah-inspiratif-pengusaha-sukses-indonesia
http://biografitokohinspiratif.blogspot.co.id/2015/06/profil-gibran-rakabuming-pengusaha-katering-sukses.html
http://www.biografiku.com/2009/12/biografi-bob-sadino-pengusaha-sukses.html
http://www.biografiku.com/2014/12/biografi-dari-susi-pudjiastuti.html



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Related Post
inspiratif,kisah,kisah pengusaha sukse,motivation,muda,pengusaha sukses,sukses